Sunday, January 6, 2008

ENERGI OTAK


Otak manusia pun ternyata memiliki energi. Setiap energi yang mengalir melalui otak manusia dapat dihitung dengan alat yang bernama Electroencephalographic (EEG). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat aliran energi yang memiliki tingkat getaran yang berbeda-beda. Ini berarti bahwa setiap energi yang mengalir di otak memiliki tingkat frekuensi yang berbeda-beda pula. Secara umum kita mengenal empat bentuk getaran dari energi otak, yaitu Beta, Alpha, Theta, dan Delta.

Bagaimana proses energi di otak terjadi? Otak kita memiliki ratusan miliyar neuron (syaraf), biasa juga disebut dengan sel-sel otak yang saling berhubungan satu sama lainnya. Begitu kita belajar terhadap sesuatu atau memasukkan suatu informasi atau memikirkan sesuatu, maka sesungguhnya kita mencipta atau memperkuat sebuah jalur syaraf antar sel. Semakin banyak hubungan antar sel maka akan semakin banyak yang telah kita pelajari.

Jika kita memikirkan sesuatu semakin sering, maka sesungguhnya kita memperkuat jalur syaraf tersebut. Proses terhubungnya antara sel yang satu dengan sel yang lainnya ketika kita belajar atau memikirkan sesuatu adalah sebuah proses dari impuls-impuls listrik yang berjalan dan menempuh neuron-neuron. Perlu juga untuk Anda ketahui bahwa setiap sel otak (neuron) memiliki semacam tentakel yang disebut dengan dendrit (koneksi). Setiap sel yang berhubungan satu dengan lainnya melalui dendrit ini. Dengan kata lain impuls-impuls listrik yang berjalan dari satu sel menuju ke sel yang lainnya harus melewati penghubung ini (dendrit).

Setiap sel otak memiliki 20.000 (20ribu) dendrit. Proses belajar atau memikirkan sesuatu adalah berarti berjalannya impuls-impuls listrik menempuh jarak antara sel yang satu menuju ke sel yang lainnya dan melewati koneksi (dendrit) ini. Pada perhubungan antar dendrit, yaitu pada ujung dendrit ada sebuah celah yang menghubungkan dendrit sel yang satu dengan dendrit sel yang lainnya. Celah ini disebut dengan synaps. Proses belajar ataupun memikirkan sesuatu berarti juga bahwa sinyal-sinyal listrik itu harus melewati celah tersebut untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke sel otak lainnya. Ingat! Semakin sering sesuatu itu dipelajari atau semakin sering kita memikirkan sesuatu maka lompatan sinyal-sinyal listrik pada celah synaps tersebut akan semakin mudah.

Inilah alasan utama, mengapa ketika kita mempelajari sesuatu yang baru kita akan mengalami kesulitan. Karena sinyal listrik tersebut baru pertama kali membangun lompatan hubungan pada celah synaps tersebut. Semakin sering kita mengulangi proses belajar tersebut atau memikirkan sesuatu, maka lompatan sinyal listrik pada celah synaps tersebut akan semakin mudah, dan pada akhirnya kita tidak perlu lagi melakukan usaha yang keras untuk melakukan sesuatu.

Adanya sinyal-sinyal listrik yang menempuh jalur neuron kita ketika kita belajar atau memikirkan sesuatu adalah identik dengan aliran elektron pada pada aliran listrik PLN. Dengan kata lain, aliran listrik neuron pada otak kita sama dengan aliran listrik pada PLN. Kedua sinyal listrik neuron dan listrik PLN memiliki energi yang pada gilirannya memiliki frekuensi. Jika pada aliran listrik PLN di Indonesia memiliki frekuensi 50Hz, maka aliran listrik neuron otak kita memiliki frekuensi di bawah 50Hz.

Terdapat begitu banyak frekuensi yang tidak hanya berkisar pada 20Hz sampai 20KHz. Dengan prinsip resonansi, dapat juga kita simpulkan bahwa untuk berkomunikasi melalui udara, dari satu tempat ke tempat lainnya, kita membutuhkan kesamaan frekuensi. Di mana batas frekuensi untuk melakukan komunikasi tersebut berada pada frekuensi radio dan frekuensi mikro (100MHz sampai 5GHz). Untuk berkomunikasi melalui air (seperti yang dilakukan oleh kapal selam), kita harus beresonansi pada frekuensi sonar (-2KHz sampai 100KHz). Sedangkan untuk berkomunikasi dan transfer energi melalui jaringan syaraf otak manusia, maka frekuensinya tentu mengikuti frekuensi otak manusia, yaitu antara 0Hz sampai 50Hz.

Semakin sering Anda memikirkan sesuatu, maka seperti yang telah diuraikan di atas, Anda sesungguhnya memperkuat jalannya sinyal listrik pada celah synaps, sehingga sinyal listrik tersebut berpindah ke sel otak lainnya. Jika kalimat terakhir ini agak susah untuk dimengerti, maka saya ingin menyederhanakannya sebagai berikut:

SEMAKIN SERING ANDA MEMIKIRKAN SESUATU, MAKA ANDA AKAN SEMAKIN MEMPERKUAT SINYAL LISTRIK NEURON (SEL OTAK) ANDA. KARENA SEMAKIN SERING SINYAL LISTRIK NEURON TERSEBUT, MAKA AKAN SEMAKIN SERING FREKUENSI LISTRIK YANG ANDA PANCARKAN.

Dengan semakin kuatnya frekuensi listrik neuron Anda, maka berdasarkan prinsip resonansi, frekuensi listrik neuron Anda akan bergetar dan mempengaruhi (menarik) segala sesuatunya yang memiliki kesamaan frekuensi dengan frekuensi listrik neuron yang Anda pancarkan. Jika Anda memikirkan kemiskinan, maka jalur listrik kemiskinan ini yang akan semakin kuat berjalan di neuron (sel otak) Anda. Sebaliknya, jika Anda semakin memikirkan kelimpahan, maka jalur listrik kelimpahan-lah yang semakin sering bergerak di antara neuron (sel otak) Anda.