Wednesday, January 28, 2009

Penyebab Umum Gangguan Psikosomatis


David B.Cheek, M.D. dan Leslie M. Lecron,B.A. dalam bukunya Clinical Hypnotherapy mengatakan bahwa ada 7 faktor penyebab berbagai gangguan psikosomatis. Memahami 7 kunci penting ini akan membantu terapis dan klien membuka pintu gerbang kesadaran baru tentang pemahaman masalahnya.

Untuk memudahkan mengingat maka kita gunakan mnemonik COMPISS (Conflict, Organ Language, Motivation, Past Experience, Identification, Self-punishment, Suggestion/Imprint)

1. Conflict

Konflik internal muncul karena ada minimal dua bagian dari diri seseorang yang saling bertentangan. Tujuan dari kedua bagian ini sebenarnya sama baiknya namun karena bertolak belakang akibatnya timbul masalah.

Contohnya adalah seorang manajer yang selalu sakit kepala pada akhir bulan. Ternyata ada dua bagian dari dirinya yang konflik. Satu bagian dirinya ingin agar ia istirahat di rumah bersama keluarganya. Yang satu lagi ingin agar ia tetap bekerja agar menerima uang lembur lebih banyak dengan menyelesaikan laporan bulanan.

Sebagai contoh kasus yang lain adalah seorang salesman yang sangat sukses namun memiliki kecemasan sangat tinggi dan selalu berusaha menghindar untuk berjabat tangan. Padahal dalam menjalankan aktivitasnya ia seringkali harus berjabat tangan memperkenalkan diri dengan pelanggannya. Setelah dilakukan hipnoanalisis ternyata saat ia masih remaja ia sering melakukan masturbasi dan ia ketakutan membayangkan orang-orang yang dikenalnya akan bisa mengenali keburukannya

2. Organ language à unresolved problems

Ini adalah salah satu cara pikiran bawah sadar berbicara pada kita tentang masalah yang belum terselesaikan. Caranya adalah dengan memberi rasa sakit pada bagian tertentu tubuh kita. Jadi masalah itu dimunculkan dalam bentuk symptom. Dengan adanya symptom diharapkan pikiran bawah sadar mendapatkan perhatian dari pikiran sadar. Makna symptom ini adalah, ”Saya tidak suka apa yang sedang anda lakukan”. Inilah penyakit yang bersifat psikosomatis.

Jadi klien perlu dibantu menemukan akar masalahnya jauh di pikiran bawah sadarnya. Seringkali apa yang tampaknya menjadi masalah, menurut pikiran sadar, ternyata berbeda dengan yang dinyatakan oleh pikiran bawah sadar.

3. Motivation / secondary gain

Symptom yang dialami seseorang sering kali mempunyai tujuan tersembunyi demi keuntungan orang tersebut. Contohnya adalah seorang anak yang malas sekali belajar sehingga ulangannya mendapatkan nilai jelek semua. Ternyata hal ini adalah salah satu upayanya agar mendapatkan teguran dari orangtua. Ia menyamakan teguran dengan perhatian. Ya ..... benar ia ingin mendapatkan perhatian dari orangtuanya.

Contoh lain lagi adalah kasus pada seorang wanita yang mengalami migrain. Setelah diselidiki lebih dalam ternyata pikiran bawah sadar wanita ini membuat wanita ini mengalami migrain karena dengan demikian suami dan anak-anaknya memperhatikannya. Bila dalam kondisi normal, tanpa migrain, keluarganya biasanya sibuk sendiri dan kurang memperhatikan wanita ini.

4. Past experience

Pengalaman masa lalu yang menyakitkan, sesuai dengan persepsi pikiran bawah sadar, mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan bertahan lama. Contohnya adalah phobia. Ketakutan akan sesuatu, yang terjadi di masa lalu, terbawa hingga masa kini dan sangat mengganggu seseorang.

5. Identification

Pada kasus ini klien mengidentifikasikan dirinya dengan satu figur yang ia kagumi.

Contoh kasusnya adalah seorang klien yang sering ditipu oleh rekan kerjanya. Ternyata ia mengidolakan seorang tokoh bisnis yang dulunya ditipu berkali-kali sehingga akhirnya bisa sukses dan makmur. Identifikasi ini adalah sebuah program yang bekerja sangat halus yang jika digunakan dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang positif. Satu hal yang perlu diingat bila kita menggunakan identifikasi adalah apapun yang melekat pada seorang figur biasanya akan ikut terserap juga walau terkadang ini bertentangan dengan nilai hidup kita. Hal ini bisa menimbulkan permasalahan baru yang masuk dalam kategori ”conflict”

6. Self punishment

Perasaan bersalah atas apa yang telah dilakukan di masa lalu sering kali termanifestasi dalam sebuah perilaku untuk menghukum diri sendiri.

Ada seorang pria yang mengalami semacam impotensi. Setelah melalui pengobatan dokter ahli tetap tak menujukkan perbaikan berarti. Setelah dilakukan hipnoanalisis ternyata beberapa tahun yang lalu ia pernah melakukan hubungan seks dengan salah seorang stafnya. Perasaan bersalah terhadap diri sendiri dan istrinya akhirnya termanifestasi dalam bentuk impotensi sehingga ia tak bisa bercinta dengan istrinya walaupun pada saat pemanasan ia bisa sangat bergairah sekali. Namun menjelang ”gongnya” ia langsung lemas tak berdaya.

Terapi dilakukan dengan membantu klien untuk bisa memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan tersebut atau yang dirasa sebagai suatu kesalahan yang ia lakukan

7. Suggestion/imprint

Imprint adalah sebuah kepercayaan/belief yang ditanamkan ke pikiran klien, biasanya oleh figur yang oleh klien dipandang memiliki otoritas.

Seorang wanita berumur 40 an tahun menderita batuk puluhan tahun. Tak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan batuknya. Akhirnya ia pun mencoba hipnoterapi dan setelah dilakukan hipnoanalisis akhirnya terungkap pada saat ia berusia 4 tahun ia sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Ia menderita batuk yang sangat parah. Ayah ibunya ada di sisi ranjangnya saat seorang dokter mengatakan bahwa ia tak akan pernah sembuh dari batuknya. Perkataan dokter ini langsung membuatnya ketakutan dan saat itulah perkataan sang dokter menjadi sebuah kebenaran yang diterima pikiran bawah sadarnya.


Sumber: akademihipnoterapi.com