Sunday, June 3, 2007

QUANTUM IKHLAS: MENGGAPAI SUKSES DAN BAHAGIA DENGAN JALAN MENEMUKAN DIRI SENDIRI


Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS 30:30).

Dalam buku yang berjudul Fitrah, Murtadha Muthahhari menyebut 5 jenis fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia. Fitrah adalah kecenderungan yang dengan itu Tuhan menciptakan manusia, dan kelima fitrah tersebut adalah:

  1. Mencari kebenaran/kesempurnaan
  2. Condong kepada kebaikan
  3. Condong kepada keindahan
  4. Berkarya (kreasi)
  5. Cinta (menyembah)

Inilah kecenderungan-kecenderungan, yang oleh Muthahhari, ada pada setiap manusia. Alasannya sangat jelas, bahwa adalah hal yang mustahil jika Tuhan tidak menciptakan manusia dengan kecenderungan-kecenderungan tersebut, maka bagaimana mungkin manusia akan bergerak ke arah kesempurnaan; padahal Tuhan telah menetapkan bahwa manusia adalah sebaik-baiknya penciptaan. Kecenderungan-kecenderungan (fitrah) inilah yang menjadi jalan (pedoman) bagi manusia untuk menjadi lebih baik.

Melalui kecenderungan inilah manusia bergerak meninggalkan aku-nya yang egois menuju AKU yang suci. Dalam perjalanan jiwanya ini, maka manusia akan menuju ke Sang Maha untuk “menyatu” dengan-Nya. Nah, dalam perjalanan inilah manusia akan menaikkan tingkat jiwanya ke arah tingkatan jiwa yang lebih tinggi. Perlu Anda ketahui bahwa segala sesuatu yang ada ini sesungguhnya merupakan manifestasi (atau kepenciptaan) dari Sang Maha. Bagaimana manifestasi ini terjadi dapat kita analogikan dengan matahari. Anda pasti tahu dengan matahari, oleh sebab itu cobalah untuk memperhatikan matahari tersebut.

Matahari itu takkan pernah bisa dipisahkan dengan sinarnya. Matahari adalah sesuatu yang lain dan sinarnya pun adalah sesuatu yang lain pula. Namun keberadaan sinar itu tergantung atas keberadaan matahari. Begitu ada matahari, maka secara otomatis akan ada sinar matahari. Keberadaan sinar itu akan terus merambat hingga sampai pada batasan yang tak terhingga. Nah inilah analogi sederhana dari manifestasi Tuhan. Keberadaan Tuhan pun meniscayakan keberadaan manifestasinya (ciptaan-Nya), dan hal ini akan terus termanifestasi sampai batasan yang tak terhingga. Dari sini pula dapat kita ketahui bahwa di balik materi (dunia) ini terdapat manifestasi yang lebih tinggi (sumber) dari apa yang kita lihat dan rasakan saat ini. Di balik materi (dunia) inilah yang oleh fisikawan kuantum menyebutnya sebagai Quanta, dan di atas Quanta adalah Energi Vibrasi.

Nah, kesempurnaan manusia itu pada dasarnya adalah karena hanya pada manusialah semua manifestasi itu terangkum menjadi satu. Manusia memiliki sifat materi (dunia, dengan adanya tubuh fisik), manusia pun memiliki sifat yang lebih tinggi dan agung (jiwa dan ruh sucinya). Oleh sebab itu, ketika manusia kembali kepada fitrahnya, kembali kepada kecenderungan-kecenderungan Ilahiahnya, sesungguhnya manusia akan bergerak ke arah yang lebih tinggi. Pergerakan jiwanya ke arah yang lebih tinggi ini tentunya akan berkesesuain dengan tingkatan-tingkatan materi yang lebih tinggi; dimana materi itu sesungguhnya berasal. Dengan kata lain, ketika manusia mencapai derajat pencapaian jiwa yang lebih tinggi, maka sesungguhnya manusia tersebut berparalel dengan tingkatan materi yang lebih tinggi. Dengan demikian, ia dapat mempengaruhi materi langsung dari sumbernya, hingga mewujud di alam materi ini. Dan cara paling efektif untuk mempengaruhi Quanta adalah dengan berdoa (meminta) yang dilakukan pada level ikhlas.

Inilah, menurut saya, yang menjadi inti dari buku Quantum Ikhlas yang ditulis oleh Erbe Sentanu. Erbe ingin menjadikan proses untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dengan jalan untuk kembali kepada fitrah kita; kembali kepada kecenderungan Ilahiah kita. Karena dengan begitu, maka secara otomatis kita dapat mempengaruhi sumber materi (dunia), untuk mewujudkan apa yang diinginkan. Erbe Sentanu ingin mengajak kita untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan bukan dengan “mengejarnya”, tapi dengan melihat (baca: kesadaran) diri. Mengembangkan fitrah kita sebagai manusia, maka sukses dan bahagia akan bersifat otomatis.

Erbe kemudian menjelaskan hal ini dengan menggunakan pendekatan mutakhir dari barat dan pendekatan hikmah dari timur. Selain itu, yang menjadikan buku ini menjadi unik adalah penyediaan sebuah CD alphamatic brainwave untuk meng-upgrade otak dan bawah sadar kita. Pencarian diri manusia, oleh Erbe, selain dengan menggunakan doa (yang menjadi senjata orang mukmin) juga dibantu dengan bantuan teknologi digital untuk membantu mempercepat proses tersebut. Jika hal ini dilakukan dengan intens, maka kondisi ikhlas (kondisi yang mampu mempengaruhi Quanta dengan lebih cepat) akan mudah tercapai. Jika sudah seperti ini, maka kesuksesan dan kebahagiaan pun akan bersifat otomatis, tanpa Anda harus susah payah untuk mengejarnya.

Dalam bahasa yang ilmiah, proses untuk kembali ke fitrah adalah proses untuk sadar di alam bawah sadar. Anda pasti sudah tahu bahwa kita memiliki pikiran sadar dan bawah sadar. Segala sesuatu yang kita sadari adalah segala sesuatu yang bermain pada level pikiran sadar, sedangkan banyak hal yang tidak kita sadari bermain pada level bawah sadar. Padahal justru pada level bawah sadar inilah segala kratifitas dan kondisi ikhlas itu dapat terjadi. Berada pada level sadar akan membuat kita selalu merasa ingin mengontrol segalanya. Dan ketika ada sesuatu yang tidak bisa kita kontrol, maka muncullah segala macam penyakit jiwa. Sedangkan ketika kita berada di level bawah sadar, kita akan jauh lebih rileks dan ikhlas. Pada kondisi ini kita akan mudah untuk meraih sukses dan bahagia. Sedangkan ketika kita berada pada kondisi level sadar, maka kesuksesan dan kebahagiaan akan menjadi sebuah perlombaan yang harus dimenangkan.

Orang-orang yang telah kembali pada fitrahnya itu akan selalu berhubungan dengan kondisi level bawah sadar. Inilah jalan masuk yang digunakan teknologi digital dari Quantum Ikhlas. Dengan kata lain, semakin kita berjalan menuju fitrah kita, maka akan semakin sadar kita akan level bawah sadar. Contoh untuk itu dapat kita lihat pada anak-anak yang selalu sadar tapi kondisi gelombang otak mereka juga selalu aktif pada level alpha dan theta (level bawah sadar).

Pada akhirnya, saya sangat menganjurkan Anda untuk membeli buku ini, dan sedapat mungkin untuk mengikuti pelatihannya (ngomong-ngomong Anda akan mendapatkan voucher diskon di dalam buku untuk mengikuti pelatihan di Katahati Institute). Bagi Anda yang masih membutuhkan tambahan rekomendasi terhadap buku ini, dapat Anda lihat dengan mengklik di sini. Atau Anda dapat berkunjung di situs Quantum Ikhlas, dengan mengklik di sini. SEMOGA IKHLAS!!!

No comments:

Post a Comment