Friday, August 10, 2007

BERHATI-HATILAH DENGAN MAKNA-MAKNA POSITIF

Mashab psikologi yang memperhatikan perilaku yang nampak saja sering disebut sebagai mashab behaviorisme. Berbeda dengan mashab psikonalisis, yang hanya memperhatikan perilaku manusia hingga kedalaman jiwa manusia, hingga alam bawah sadarnya; maka behaviorisme ingin menganalisa hanya perilaku yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behaviorisme kemudian lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar adalah perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Dan teori ini masih saja menjadi pedoman oleh hampir semua pendidik di dunia.

Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Dari sinilah timbul konsep “manusia mesin”. Mashab ini kemudian menjadi mashab yang sangat terkenal. Behaviorisme lahir di negeri Paman Sam, dan menjadi mashab yang juga mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Bahkan banyak buku-buku psikologi seringkali hanya mencerminkan pendekatan ini.

Kita tidak akan membicarakan lebih jauh penjelasan tentang behaviorisme ini, karena saya ingin mengajak Anda untuk fokus pada dua penelitian yang berasal dari mashab ini untuk menjelaskan judul dari tulisan ini. Percobaan pertama adalah percobaan yang dilakukan oleh tokoh utama mashab ini, yaitu J.B. Watson.

Suatu ketika Watson melakukan sebuah eksperimen bersama Rosalie Rayner di John Hopkins; tujuannya menimbulkan dan menghilangkan rasa takut yang dihasilkan oleh faktor lingkungan. Subyek eksperimennya adalah Albert B., bayi sehat berusia 11 bulan yang tinggal di rumah perawatan anak-anak invalid, karena ibunya menjadi perawat di situ. Albert menyayangi tikus putih. Sekarang takut ingin diciptakan. Ketika Albert menyentuh tikus itu, lempengan baja dipukul keras tepat di belakang kepalanya. Albert tersentak, tersungkur dan menelungkupkan mukanya ke atas kasur. Proses ini diulangi: kali ini Albert tersentak, tersungkur, dan mulai bergetar ketakutan. Seminggu kemudian, ketika tikus diberikan kepadanya, Albert ragu-ragu dan menarik tangannya ketika hidung tikus itu menyentuhnya. Pada keenam kalinya, tikus diperlihatkan dengan suara keras pukulan baja. Rasa takut Albert bertambah, dan ia menangis keras. Akhirnya, kalau tikus itu muncul – walaupun tidak ada suara keras – Albert mulai menangis, membalik, dan berusaha menjauhi tikus itu. Kelak, ia bukan saja takut pada tikus, juga kelinci, anjing, baju berbulu, dan apa saja yang mempunyai kelembutan seperti bulu tikus. Watson dan Rayner bermaksud menyembuhkannya lagi, tetapi Albert dan ibunya meninggalkan rumah perawatan, dan nasib Albert tidak diketahui.

Mari kita lihat lagi percobaan yang lain, sebuah percobaan yang sering diceritakan oleh para motivator dan pembicara publik tentang kerja pikiran. Percobaan ini sering juga disebut sebagai percobaan Pavlov (1849-1936). Suatu ketika Pavlov meletakkan daging di depan anjing lapar yang hanya dapat menciumi dan melihatnya tetapi tidak dapat menyentuhnya. Daging ini menjadi rangsangan yang kuat bagi anjing merasakan rasa laparnya. Segera anjing-anjing itu mengeluarkan air liur berlebihan. Sementara anjing-anjing ini sedang dalam keadaan sangat lapar, Pavlov tetap membunyikan bel dengan nada tertentu. Segera ia tidak membutuhkan daging lagi – ia hanya perlu membunyikan bel dan anjing segera merasa lapar seolah ada daging di depan mereka. Ia telah menciptakan hubungan saraf antara bunyi bel dan keadaan lapar atau keluarnya air liur. Sejak saat itu, ia hanya perlu membunyikan bel dan anjing segera berada dalam keadaan lapar.

Eksperimen Watson dan Pavlov (keduanya adalah tokoh behaviorisme) sering juga disebut dengan pelaziman klasik. Pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli terkondisi (tikus putih dan bunyi bel) dengan stimuli tertentu (yang tak terkondisikan) yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respon terkondisikan. Dalam eksperimen di atas, tikus putih yang netral berubah mendatangkan rasa takut atau pada bunyi bel yang netral menjadi sebuah rangsangan yang mendatangkan rasa lapar pada anjing-anjing. Hasil dari pelaziman klasik juga sering disebut sebagai hasil belajar. Albert dan anjing-anjing itu telah belajar, bagaimana tikus putih mendatangkan ketakutan dan bunyi bel mendatangkan rasa lapar. Begitu juga jika kehadiran Anda selalu berbarengan dengan sebuah malapetaka, maka setiap kali Anda hadir akan selalu membuat orang berdebar-debar; ada kemungkinan Anda akan dicap sebagai pembawa sial. Orang-orang di sekeliling Anda telah belajar bahwa Anda adalah pembawa sial.

Dua contoh ekpsperimen di atas juga menggambarkan perilaku manusia pada umumnya. Apa yang kita kenal sebagai phobia (ketakutan yang berlebihan dan tak terkendali terhadap sesuatu) adalah hasil dari sebuah pelaziman klasik. Dalam dunia kerja pikiran, pelaziman klasik disebut dengan anchor (jangkar). Anchor ini seringkali terjadi pada seseorang, dan orang itu sendiri jarang menyadarinya. Proses pemasangan sebuah stimuli netral terhadap suatu kondisi tertentu seringkali terjadi secara berulang-ulang pada seseorang, yang pada akhirnya menjadi sebuah hasil belajar (anchor, pelaziman klasik). Kalimat: “Saya pasti bisa" jika selalu diiringi dengan kegagalan dan terjadi berulang kali akan menjadi sebuah hasil belajar yang seringkali tidak disadari; dan hasilnya adalah: setiap kali seseorang melakukan afirmasi “Saya pasti bisa" akan selalu terjadi kondisi dan perasaan yang negatif, takut gagal, dan seringkali rasa malas.

Itulah sebabnya, tidak semua hal-hal yang dianggap positif oleh masyarakat memiliki makna yang positif juga. Sebuah kata atau kalimat yang berubah makna ini dalam ilmu logika disebut dengan perpindahan makna. Contoh kata-kata yang sudah mengalami perpindahan makna itu banyak sekali. Dapat Anda temukan contohnya pada merek-merek sebuah produk. Ada merek sebuah produk mie instan, yang jika disebut sudah mengandung makna semua mie instan yang ada; begitu juga dengan merek air mineral. Jika menyebut mereknya, maka dalam pikiran masyarakat mengandung makna semua jenis air mineral yang ada.

Proses perpindahan makna (anchor, pelaziman klasik) terjadi karena banyak rangsangan yang terjadi pada manusia, dan seringkali sebuah rangsangan dibarengi oleh sebuah peristiwa tertentu. Proses belajar pun akan terjadi dan seringkali tanpa disadari. Itulah sebabnya, Anda perlu berhati-hati dengan semua kata atau kalimat atau apapun yang awalnya mengandung makna positif, tetapi pada akhirnya menjadi sebuah makna negatif yang terjadi pada diri Anda. Contoh yang lain adalah kata: “Ayo! Belajar”. Kalimat ini sungguh bermakna positif, tetapi pada hampir sebagian dari anak-anak dan orang dewasa, kalimat ini menjadi makna negatif yang melahirkan perasaan negatif dan malas.

Saya pernah berdiskusi dengan seseorang yang sementara melakukan konsultasi dengan saya. Saya mendengarkan penuturannya yang panjang, dan semuanya adalah masalah. Pada suatu waktu saya pun mulai berbicara dan memancing pikirannya dengan sedikit berterus terang akan keadaan dirinya. Saya kemudian menjelaskan percobaan Watson di atas, dan berkata bahwa ada beberapa bagian dari kehidupannya yang sudah menjadi anchor negatif pada dirinya. Apa yang dia katakan? Dia mengatakan bahwa apa yang saya jelaskan itu hanyalah teori belaka, dan sangat berbeda dengan keadaan yang dihadapinya saat itu. Saya tidak memaksa penjelasan saya waktu itu, tetapi keadaan ini juga menjelaskan kepada kita bahwa karena proses belajar ini terjadi pada tingkat bawah sadar, maka hampir semua anchor negatif itu tidak akan kita sadari. Jadi berhati-hatilah!

Jika ada anchor negatif, maka adakah anchor yang positif? Ada. Anda bisa dengan sengaja menciptakan anchor yang positif pada diri Anda sendiri. Seperti halnya percobaan Watson yang sengaja menciptakan sebuah anchor negatif, maka Anda bisa juga menciptakan anchor yang positif. Sampai di sini mungkin masih ada yang bertanya: Jika sudah terlalu banyak anchor yang negatif, maka bagaimana caranya untuk menghilangkannya? Jawaban untuk pertanyaan ini ada pada kritikan para pendukung mashab psikologi setelahnya terhadap mashab behaviorisme ini.

Behaviorisme hanya berhubungan dengan perilaku yang terjadi akibat rangsangan dari luar diri atau lingkungan, maka mashab psikologi kognitif mulai memberikan penjelasan yang tidak dapat dijelaskan oleh behaviorisme. Salah satu yang agak sukar untuk dijelaskan oleh behaviorisme adalah motivasi yang terjadi dari dalam diri. Psikologi kognitif memberikan jawaban bahwa manusia adalah manusia yang berpikir, manusia memiliki kesadaran. Dengan menyadari keadaan Anda, maka Anda bisa melakukan perubahan. Banyak sekali jenis-jenis terapi yang berasal dari mashab kognitif ini. Teknik-teknik terapi yang sering dilakukan dalam NLP juga banyak berasal dari mashab ini. Ada juga jenis terapi yang menggabungkan mashab psikoanalisis (menggali akar masalah hingga tingkat bawah sadar) dengan melakukan perubahan dengan pendekatan kognitif. Dan masih banyak lagi teknik-teknik terapi yang lahir dari mashab-mashab psikologi setelah itu. Anda tinggal memilih yang mana saja. Carilah seseorang yang professional untuk membantu keadaan Anda!

2 comments:

  1. hi..i got one question about pelaziman klasik.
    bolehkah pelaziman klasik mempengaruhi seseorang yang mendapat rawatan kanser?
    mereka akan merasai takut apabila masuk ke dalam kinik tetapi sebelum mendapat rawatan?adakah persekitaran klinik yang menyebebkan mereka timbul perasaan takut tersebut?bagaimana?

    ReplyDelete
  2. Ya, itu bisa saja terjadi. Hal itu mungkin saja disebabkan oleh informasi2 yang mereka dengar tentang penyakit mereka, yang mereka dengarkan dari orang lain, sehingga informasi itu menjadi stimulus rasa takut bagi mereka ketika mulai memasuki klinik. Atau mungkin pernah suatu ketika dimana klinik tersebut pernah menjadi stimulus rasa takut. Berbagai variasi stimulus bisa saja terjadi. Dan cara menyembuhkannya adalah dengan cara terapi dengan metode NLP atau Hypnotherapy

    ReplyDelete