Sunday, June 7, 2009

DI MANAKAH ANDA BERGAUL?


Selama kekuatan hati Anda belum “jernih”, maka kemana pun Anda bergaul, Anda cenderung akan mudah dipengaruhi – Syahril Syam

Mashab behaviorisme, ditahun 70-an, merupakan mashab yang paling mendominasi pemikiran orang-orang di negeri Paman Sam. Mashab ini mendasari pemikirannya bahwa setiap orang belajar karena faktor stimulus dari lingkungannya. Walau mashab ini tidak mampu menjelaskan motivasi internal pada manusia, namun apa yang digagas oleh behaviorisme memberikan andil yang besar bagaimana manusia itu belajar.

Saya ingin mengajak Anda untuk melihat dan merasakan bagaimana Prof. Philip Zimbardo melakukan sebuah eksperimen yang kontroversial. Prof. Zimbardo bersama-sama dengan rekannya ingin mengetahui apakah perilaku para tahanan dan penjaganya disebabkan oleh situasi penjara atau karena karakter mereka sendiri. Akhirnya, diseleksilah sekitar 75 orang mahasiswa yang diperiksa secara klinis, dan 21 orang dipilih karena kepribadiannya dianggap dewasa dan sehat.

Agar para mahasiswa tersebut mau mengikuti eksperimen tersebut, mereka akan dibayar $15 sehari. Eksperimen tersebut rencananya akan dilakukan selama dua minggu, dan secara acak, sebagian peserta akan menjadi tahanan dan sebagiannya lagi akan menjadi penjaga tahanan. Dan eksperimen ini dilakukan dengan suasana yang persis betul dengan kenyataannya.

Para “tahanan” dijemput polisi dari rumah-rumah mereka, dan mereka dituduh sebagai pencuri dan digeledah, dibelenggu, diambil sidik jarinya, dan kemudian diinterogasi. Di ruang bawah tanah gedung Psikologi Stanford, yang dijadikan sebagai penjara, para tahanan tersebut dibawa kesana, dan kemudian diperlakukan dengan semena-mena. Para tahanan kemudian ditelanjangi, disemprot dengan pembasmi kutu, diberi pakaian napi, dan ditempatkan pada sel sempit bersama dua “napi” lainnya. Semua yang mau dilakukan oleh para “napi” harus mendapat izin dari para penjaga.

Para “penjaga” bekerja secara bergiliran dalam menjaga para “napi”. Seragam yang digunakan oleh para “penjaga” pun adalah seragam penjaga penjara lengkap dengan kaca mata hitam, pentungan karet, peluit, dan borgol. Para “penjaga” dilarang melakukan kekerasan, tapi boleh melakukan apa saja untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

Dan inilah akhir eksperimen tragis itu. Hanya dalam tempo 6 hari saja, para “tahanan” menjadi sangat depresif dan pasif. Sedangan para “penjaga” menjadi sangat otoriter, brutal, dan memaksa tahanan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh. Para mahasiswa yang tadinya normal dan sehat, telah menjadi “psikopat”.

Di hari kelima eksperimen, empat orang “tahanan” dibebaskan karena berteriak-teriak histeris, menderita kecemasan, dan gejala-gejala depresi lainnya. Seorang diantara mereka dikeluarkan karena menunjukkan gejala psikosomatis. Eksperimen yang rencananya akan dilakukan selama dua minggu, harus diakhiri setelah seminggu berjalan. Para “tahanan” merasa sangat gembira, sedangkan para “penjaga” merasa kecewa.

Eksperimen tersebut, merupakan penelitian Zimbardo bahwa perilaku sadis para “penjaga” dan perilaku pasif para “tahanan” bukanlah perilaku “bawaan” mereka. Perilaku tersebut terjadi karena mereka dipengaruhi oleh kelompok rujukan yang diidentifikasi oleh mereka. Dengan kata lain, budaya sebuah kelompok cenderung mempengaruhi perilaku individu-individu di dalam kelompok tersebut.

Jika Anda sering bergaul dengan orang-orang yang pesimis, besar kemungkinan Anda akan ikut pesimis. Hal tersebut tidak akan terjadi jika saja Anda memiliki kekuatan hati yang jernih, dimana bukan Anda yang dipengaruhi tapi Anda yang mempengaruhi. Dan ketika Anda bergaul dengan kelompok pembelajar, maka besar kemungkinan Anda pun akan menjadi seorang pembelajar. Oleh sebab itu, pilihlah secara bijak kemana Anda ingin bergaul!

No comments:

Post a Comment