Sunday, May 27, 2007

DOA

Kalau kita memiliki masalah, maka salah satu cara paling efektif yang diajarkan oleh James Pannebaker adalah teknik Opening Up. Teknik ini secara sederhana mengajarkan kepada kita, bagaimana menumpahkan seluruh keluh kesah di dalam diri. Apakah ingin ditumpahkan lewat tulisan atau menyampaikan secara langsung kepada orang yang dipercaya.

Kenapa menumpahkan keluh kesah itu penting? Apapun masalah yang kita hadapi, perasaan yang kita rasakan adalah begitu beratnya beban-beban di hati ini. Beratnya beban hati seiring pula dengan tingkat kesulitan masalah yang kita hadapi.

Adalah hal yang paling menarik dari kebanyakan manusia, ketika menghadapi masalah? Kebanyakan manusia merasa paling bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. Atau paling banter kalau ada satu, dua, orang yang ikut membantu. Dan biasanya masalah yang dihadapi, kalau tidak selesai, maka akan segera dilupakan atau dicuekin. “Nantilah kalau muncul masalah baru lagi, akan terselesaikan dengan sendirinya”, begitulah batin kebanyakan orang.

Dan ternyata, apa yang terjadi? Karena kita kebanyakan merasa paling bisa menyelesaikan masalah itu sendiri, kita terkadang lupa untuk mengukur tingkat kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah. Dan kalau tidak selesai, ya itu tadi, akan dicoba untuk dilupakan atau dicuekin dengan dalih yang paling sering dipakai – sebagai upaya pembenaran diri – yah, kita pasrah saja, mungkin ini kehendak Tuhan. Coba lihat, secara tidak langsung kita mengkambing-hitamkan Tuhan dalam masalah kita. Mungkin kita akan berkata, “Ah, tidak kok. Saya tidak mengkambing-hitamkan Tuhan. Ini kan, kehendak-Nya. Apa sih yang terjadi yang bukan kehendak-Nya”.

Mungkin kata-kata kita di atas, ada benarnya juga. Namun, bukankah kita akan “melupakan” Tuhan dikala kita merasa bahwa kita yang paling bisa menyelesaikan masalah. Nanti setelah masalah itu tidak terselesaikan juga, baru kita serahkan masalah tersebut kepada Tuhan. Bahkan yang paling parah, dikala kita menyerahkan masalah tersebut kepada Tuhan, masih ada sebersit “harapan” agar masalah itu selesai. Walaupun kita mengatakan bahwa kita telah pasrah. Dan kalau “harapan” kita itu ternyata tidak terjadi, maka kemarahan kita akan meledak dan mengatakan, “Takdir memang kejam. Tuhan tidak menyayangi diriku”!

Ada juga sih orang yang langsung “melompat”. Begitu masalah itu tidak selesai, maka secara terang-terangan menyalahkan Tuhan. Dia tidak mencoba untuk pasrah terlebih dahulu. Namun, ada juga orang yang mencoba untuk betul-betul “pasrah”. Kenapa kata pasrah barusan diberi tanda petik. Karena kepasrahan ini bukanlah kepasrahan total kepada kehendak Tuhan. Hanya dalam bentuk kalimat berikut, “Mau di apa. Sudah tidak yang mampu saya lakukan”? Jadi kepasrahan ini terjadi, karena merasa tidak mampu lagi untuk melakukan apa-apa dalam menyelesaikan masalah.

Selain teknik opening up via tulisan atau via teman curhat. Ternyata ada sebuah teknik opening up yang sangat efektif. Yaitu kita melakukan “curhat” – bahasa yang lebih agamis adalah doa – kepada Sang Maha Penyayang dan Maha Berkehendak. Kenapa saya menulis kata Maha Penyayang lebih dahulu baru Maha Berkehendak? Menurut saya, apapun yang terjadi atas kehendak-Nya pastilah dilandasi atas Maha Penyayang-Nya yang luar biasa. Bahkan, begitu sayang Allah kepada kita, sehingga apa yang terjadi atas sunnah-Nya tak dapat kita ketahui dengan segera, atau mungkin tidak kita ketahui hingga ajal menjemput kita.

Mungkin cara yang paling baik untuk menyederhanakan penjelasan ini adalah orang tua. Kita terkadang tidak mampu mengetahui bahwa orang tua sangat menyayangi kita. Sehingga “kehendak-kehendak” mereka sering kita salah pahami sebagai sesuatu yang kejam/masalah bagi kita. Namun, coba lihat kalau kita sendiri telah menjadi orang tua. Maka, baru kita mengerti bahwa memang orang tua kita sangat menyayangi kita, sehingga mereka selalu mengkehendaki saya seperti ini! Hal ini bukan berarti bahwa seluruh kehendak orang tua betul-betul bernilai benar, walaupun dilandasi dengan kasih sayang. Karena, tidak ada ketaatan kepada orang tua, jika itu adalah sebuah kesalahan.

Nah, “curhat” yang paling efektif itu adalah kepada Allah swt. Atau siapapun Tuhan yang Anda yakini.

No comments:

Post a Comment