Wednesday, May 9, 2007

SELAMAT ULANG TAHUN ANAKKU!

Hari ini anak saya telah genap berusia 2 tahun (9 Mei 2007). Banyak harapan saya yang saya inginkan dari anak saya. Tapi saya ingin mengajak Anda untuk melihat sejenak perilaku anak 2 tahun. Apakah Anda (yang memiliki anak) sering merasa kewalahan dengan anak Anda ketika ia mulai berusia dua tahun. Banyak orang tua yang mengeluh ketika anaknya besar dan sering berteriak-teriak menegur anaknya; dan ternyata banyak orang tua itu yang mulai berteriak-teriak terhadap anaknya pada saat anak tersebut menginjak usia dua tahun.

Ada apa sih dengan usia dua tahun, sehingga banyak orang tua yang mulai tegang urat lehernya pada anak yang berusia dua tahun? Banyak penelitian dan fakta yang memang menemukan fenomena bahwa anak mulai rewel atau semakin rewel pada saat usianya menginjak dua tahun. Tapi, ngomong-ngomong anak saya mulai “rewel” sebelum menginjak genap dua tahun. Lantas apa sih yang sebenarnya terjadi?

Dalam penelitian telah dilihat bahwa sebelum menginjak usia dua tahun, anak-anak itu masih mengira bahwa hasrat/keinginan semua orang itu sama. Itulah sebabnya, anak-anak yang masih usia satu tahun ke bawah masih terlihat begitu manis, karena menurut kebanyakan orang tua, anak masih mau untuk mengikuti kata-kata orang tua (defenisi “manis” yang tidak rasional, karena jika sudah mulai membantah, maka anak bukan lagi disebut “manis”, tapi bandel/nakal). Kembali ke penelitian tersebut; anak-anak mulai mengerti bahwa hasrat setiap orang itu berbeda ketika mulai berusia 18 tahun atau ada juga yang telah menginjak usia genap dua tahun. Anak yang mengerti perbedaan hasrat ini tentu juga belajar tentang perbedaan ekspresi yang tampak pada pola wajah dan tingkah laku, misalkan marah, sedih, bahagia, senang, dan lain-lain.

Satu hal yang mesti diingat bahwa keinginan belajar anak itu bersifat alami, jadi dengan mengetahui adanya hasrat/keinginan yang berbeda-beda dan pola ekspresi yang berbeda pula, membuat anak untuk mulai belajar untuk memiliki hasrat tersendiri, sekaligus belajar bagaimana jika hasratnya bertolak belakang dengan hasrat orang tua. Disinilah yang sering timbul konflik. Di satu sisi ia memiliki kebutuhan untuk memahami orang lain (dengan bereksperimen melakukan konflik hasrat dengan orang lain), di satu sisi ia pun ingin hidup rukun dan damai dengan orang lain.

Mari kita lihat contoh nyatanya yang terjadi pada anak saya. Kalau ia melihat ibunya sedang tidur siang, maka ia akan melakukan berbagai cara untuk membangunkan ibunya. Jika ibunya tidak mau mengikuti keinginannya (walau pada akhirnya ikut juga keinginan anak saya), maka ia mulai rewel dan menangis. Kenapa ia melakukan hal itu? Karena ia di satu sisi ingin mewujudkan hasratnya (dengan membangunkan ibunya dan belajar untuk melihat perubahan ekspresi pada ibunya) dan di satu sisi ia ingin bermain (hidup rukun) dengan ibunya. Saya dan istri biasanya sudah sepakat untuk mengikuti semua keinginan anak saya itu selama tidak melanggar aturan-aturan tertentu yang kami buat. Hal ini juga perlu supaya anak bisa mengetahui kapan ia bisa bebas memenuhi hasratnya (berkretifitas) dan kapan ia bisa mengetahui bahwa ada hal-hal yang tidak bisa ia dapatkan. Jadi, kalau saya sudah bilang “TIDAK” pada beberapa hal tertentu, maka anak saya itu sudah bisa memaklumi dan melakukan yang lain. Jadi, jangan sering-sering melarang anak untuk semua hasratnya, karena yang terjadi adalah urat leher Anda akan semakin tegang. Anak saya dan semua anak lainnya adalah anak yang luar biasa yang selalu berkesperimen dan belajar dalam hidupnya. Itulah sebabnya saya bahagia dan bersyukur ketika melihat anak saya sekarang telah berusia dua tahun, SELAMAT ULANG TAHUN ANAKKU!

1 comment:

  1. Buku Selamat Anak Anda Luar Biasa ada di sini:
    http://islamarket.wordpress.com/2008/10/25/selamat-anak-anda-anak-luar-biasa/

    ReplyDelete