Wednesday, May 30, 2007

BERPIKIR SAAT INI



Aku tidak akan menukar satu jam waktu bersenang-senang dengan belajar,

tidak pula satu jam untuk belajar dengan bersenang-senang

- Nasehat Imam Khomeini kepada cucunya -

Talenta dan kelebihan hanyalah
bagaimana manusia memusatkan kepandaiannya pada satu titik.

- Anonim -

Adalah benar bahwa setiap sebab pasti memiliki akibat, setiap usaha pasti memiliki konsekuensi. Tapi, jika Anda terlalu memikirkan konsekuensi, maka yang terjadi adalah Anda tidak fokus pada apa yang Anda kerjakan saat ini. Penelitian yang dilakukan pada orang-orang yang luar biasa, ditemukan bahwa untuk menuai keberhasilan dengan tingkat kemungkinan yang tinggi, maka Anda dituntut untuk tidak memerhatikan hasil setiap kali melakukan sesuatu. Tidak memerhatikan hasil dalam setiap kali bertindak ini dimaksud untuk senantiasa mempertahankan agar tahapan penampilan berdiri sendiri dari tahapan penampilan berikutnya, dan inilah yang dimaksud dengan berpikir/fokus pada saat ini.

Saya pernah mendengar sebuah ceramah yang membicarkan tentang bagaimana melakukan shalat yang khusu’. Katanya agar lebih khusu’ dalam melakukan shalat agar fokus pada apa yang dibaca satu demi satu, fokus pada gerakan shalat satu demi satu. Awalnya saya tidak punya intrepretasi pada ceramah ini. Namun saat ini, saya menyadari bahwa memfokuskan diri pada setiap tahapan proses, bukan hanya menghilangkan pertimbangan-pertimbangan negatif yang lain, namun juga membantu kita untuk lebih berkonsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal ini disebabkan karena kita berpikir pada saat ini, sehingga pusat konsentrasi/fokus kita menjadi lebih kecil atau sedikit. Seperti halnya kaca pembesar yang memiliki fokus yang kecil/sedikit, maka dengan mudah akan membakar kertas yang dikenainya. Fokus/pemusatan pikiran itu ibarat dongkrak bagi fisik. Kerja dongkrak ialah memusatkan kekuatan-kekuatan pada satu titik, sehingga ketika dongkrak memberikan satu tekanan yang tepat, ia bisa mengangkat benda yang berat. Berkenan kembali dengan shalat, maka fokus kita adalah pada setiap elemen shalat dan setiap ayat-ayat yang kita baca. Melatih diri kita untuk berkonsentrasi pada setiap tahapan dan kemudian pindah ke tahapan selanjutnya jika tahapan yang sebelumnya sudah selesai.

Seperti yang sudah saya sebutkan, penelitan pada orang-orang yang luar biasa juga memiliki gaya berpikir yang demikian. Para ahli psikologi menyebut hal ini sebagai “benar-benar berfokus pada saat ini”. Jack Welch – seorang eksekutif kepala yang dihormati yang telah bekerja di General Electric selama 20 tahun – pernah berkata, “Jikalau engkau tidak bingung, engkau tidak tahu apa yang sedang terjadi.” Perkataan ini menyiratkan satu keadaan yang jelas bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Dari pada sibuk memikirkan apa yang akan terjadi, alangkah bagusnya jika kita fokus pada saat ini. Pandangan fokus seperti ini biasa juga disebut sebagai pandangan terowongan (tunnel vision), yaitu hanya melihat satu hal pada setiap keadaan yang dilalui.

Begitu banyak orang yang hidup di saat ini, tapi pikiran mereka hidup di masa lalu atau hidup di masa depan. Bagi yang hidup di masa lalu, mereka terlalu sering memikirkan penyesalan-penyesalan mereka, apa yang gagal mereka capai, kenangan manis yang ingin diulang kembali, dan sekian banyak pikiran yang justru membuat kekhwatiran terlalu banyak. Dan bagi yang hidup di masa depan, justru terlalu berfokus pada hasil yang ingin dicapai, terlalu fokus pada harapan. Mereka tidak berfokus pada apa yang akan mereka lakukan saat ini, tapi justru terlalu pusing memikirkan apa yang ingin dicapai; mereka terlalu fokus pada hasil. Dan ketika terlalu fokus pada hasil, maka yang terjadi adalah ketakutan, stres, dan berbagai macam depresi. Hal ini bukanlah dimaksudkan bahwa saya melarang Anda untuk memikirkan apa yang ingin Anda capai (hasil). Tetapi, dengan terlalu fokus pada hasil, Anda justru melupakan apa yang akan Anda kerjakan saat ini untuk mencapai hasil. Terlalu banyak memikirkan hasil, justru membuat Anda terlalu banyak menganalisis (Anda mungkin masih ingat tentang pembahasan berpikir unik sebelumnya), yang pada akhirnya akan lebih sering membuat Anda ragu menatap masa depan.

Terdapat gambaran yang sangat menarik dalam kisah nyata berikut ini yang dialami oleh Tyler Hamilton tentang kekuatan fokus:

Pada tanggal 6 Juli 2003, masih dengan 500 m lagi untuk menyelesaikan etape pertama dalam balap sepeda selama tiga minggu sejauh 3.428 km yang dikenal sebagai Tour de France, dalam peristiwa paling berat dari berbagai kejuaraan, pembalap asal Spanyol bernama José Enrique Gutierrez tergelincir ketika sedang membelok. Sepedanya tiba-tiba jatuh dan menghalangi pembalap-pembalap lainnya serta membuat 35 pembalap lainnya di belakangnya tersungkur. Tyler Hamilton, pembalap berusia 32 tahun asal AS dan kapten CSC Tiscali, tim yang disponsori oleh perusahaan peranti lunak komputer asal Denmark, melayang di atas sepedanya dengan kecepatan 48 km per jam, jatuh di trotoar pada bahu kanannya sehingga tulang selangkanya retak di dua tempat.

Satu tulang selangka yang retak sudah cukup untuk membuat atlet olahraga paling kuat sekalipun dirawat selama enam minggu. Sebagai bagian tubuh yang tidak mungkin digips, tulang selangka yang patah akan membuat penderitanya kesakitan setiap kali berjalan dan menolehkan kepala, dan sekali terbatuk kecil saja dapat membuat Anda pingsan. Tetapi keesokan harinya orang melihat Hamilton berjalan dengan hati-hati ke garis start dengan bahu diperban tebal. Sepedanya diberi tiga lapis busa untuk membuatnya tidak kesakitan selama bertanding di jalan pedesaan Prancis yang berkerikil sejauh 3.000 km. Apakah kemungkinan jatuh lagi membuatnya khawatir? Hamilton tidak memahami pertanyaan itu. Pengalaman jatuh dari sepeda tidak ada dalam otaknya. Yang ia pikirkan hanyalah jarak yang harus ia tempuh dengan sepedanya. Tim CSC Tiscali mengahdapi etape kedua, dan mereka membutuhkan kapten mereka.

Analisis balap sepeda terkejut dengan keberanian Hamilton, dan berkata ia bisa merasa kesakitan ketika melewati pegunungan dan pasti akan menyerah. Di l’Alpe d’Huez, ketika tanjakan vertikal harus dilalui, 22 pembalap mundur, tetapi Hamilton bertahan. Ketika banyak pesaingnya mundur, Hamilton yang terus membayang rekan satu negaranya, Lance Armstrong, berhasil mendahului Armstrong yang dijagokan akan meraih gelar kelima di Tour de France. Dua minggu kemudian, Hamilton memimpin lomba dalam etape sepanjang 197 km dengan jalanan menurun di Gunung Pyrenees. Hebatnya, Hamilton meraih kemenangan dalam etape itu dan menjadi etape pertama yang ia menangkan dan ia menyodok ke posisi enam.

Kritikus menuduh Hamilton pura-pura cedera untuk mengganggu mental pesaingnya, seperti ketika Lance pura-pura kelelahan pada tahun 2002 ketika berlomba di jalur pegunungan. Dokter tim CSC harus muncul di televisi Prancis – Tour de France adalah ajang olahraga yang dianggap serius di negara itu – dan menunjukkan foto roentgen yang menggambarkan bahwa tulang selangka Hamilton benar-benar retak di dua tempat dan membentuk huruf V. Hamilton terus bertanding dan meraih tempat keempat dalam Tour de France 2003, hanya dengan selisih 6 menit 17 detik di belakang sang juara, Armstrong. Juara Tour de France itu berkata bahwa inilah penampilan paling berani dalam sejarah olahraga. Hamilton tidak sedang berusaha membuat siapa pun terkesan. Sesungguhnya, ia begitu menahan rasa sakit sehingga 11 giginya harus dicabut. “Saya hanya menjalaninya hari per hari,” kata Hamilton. Selama 24 hari berturut-turut, Tyler Hamilton hanya memikirkan apa yang harus ia lakukan, yaitu membuat sepedanya melaju.

Jadi, “Apapun pekerjaan Anda, jangan repot-repot memikirkan konsekuensi dan sisi positif atau negatif dari usaha Anda. Benamkan diri Anda dalam pelaksanaan strategi yang sudah Anda ketahui,” demikian ungkap John Eliot. Atau seperti ungkapan dari Ayatullah Ja’far Subhani, “Seandainya tetes-tetes air hujan berkumpul pada satu titik, mereka akan membentuk sebuah danau. Namun sekiranya mereka bercerai berai, mereka akan meresap ke dalam perut bumi.”

2 comments:

  1. Tulisan-tulisannya sangat bagus Pak syahril,kapan-kapan artikelnya di share dengan fasilitas download, makasih.

    ReplyDelete
  2. Salam,

    makasih atas sarannya

    syahril
    http://syahril-ril.blogspot.com

    ReplyDelete